Rabu, 21 Juli 2010

GUGUS FUNGSI


Untuk mempelajari senyawa-senyawa organik yang sangat banyak itu, kita harus mengelompokkan mereka dalam golongan-golongan berdasarkan gugus atom yang dipunyai oleh suatu senyawa organik. Masing-masing golongan mempunyai gugus atom yang khas, dan gugus atom inilah yang membedakan suatu golongan dari golongan yang lain. Gugus atom yang merupakan ciri khas dari suatu golongan senyawa organik ini disebut gugus fungsional. Oleh karena rantai karbon agak kurang reaktif terhadap suatu serangan kimiawi, maka sifat-sifat kimia suatu golongan senyawa organik ditentukan oleh gugus fungsional yang dimilikinya.
 Semua senyawa organik dapat dianggap sebagai turunan dari alkana, sebab suatu golongan senyawa organik akan diperoleh jika kita mengganti satu atau lebih atom H pada alkana dengan gugus fungsional tertentu. Misalnya, jika satu atom H pada etana, CH3CH3, kita ganti dengan gugus hidroksil (OH) maka kita akan mendapatkan etanol, CH3CH2OH, suatu zat yang termasuk golongan alkanol (alkohol).
 
Gugus pengganti ini sangat menentukan sifat senyawa yang bersangkutan, baik sifat fisik maupun sifat kimianya. Etanol (C2H5OH) mempunyai sifat yang berbeda sekali dengan etana (C2H6), tetapi etanol mirip dengan metanol (CH3OH), yaitu senyawa lain dengan gugus pengganti yang sama. Itulah sebabnya gugus pengganti itu disebut gugus fungsi yang artinya gugus penentu sifat.
Penggolongan senyawa organik umumnya didasarkan pada kesamaan gugus fungsinya seperti tercantum dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2.1 Penggolongan gugus fungsi

Gugus fungsi Golongan Struktur umum
 
Alkanol (Alkohol)  

 
Alkoksi alkana (Eter)  

 
Alkanal (Aldehida)  

 
Alkanon (Keton)  

 
Asam alkanoat (Asam karboksilat)  

 
Ester  

 
Amina  

 
Amida  

 
Alkilhalida (Haloalkana)  



  Isomer Gugus Fungsi
 Alkohol dan eter adalah berisomer. Isomer yang terjadi adalah isomer gugus fungsi atau isomer fungsional karena sama-sama memiliki rumus umum CnH2n+2O. Isomer ini terjadi pada jumlah atom C  2. Aldehid dan keton satu dengan yang lain adalah juga isomer gugus fungsi dengan rumus umum CnH2nO. Kemudian asam karboksilat dan ester saling berisomer gugus fungsi dengan rumus umum CnH2nO2. Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi yang berbeda namun jumlah atom-atom penyusunnya adalah sama.

2.1 ALKOHOL

Alkohol adalah senyawa-senyawa yang dapat dianggap berasal dari alkana, di mana satu atom H diganti oleh gugus hidroksil (─OH).
Rumus Umum Alkohol : 
CnH2n+1OH atau CnH2n+2O

  Tatanama Alkohol
Nama umum untuk alkohol yaitu, alkil alkohol : , diturunkan dari gugus alkana yang melekat pada ─OH dan kemudian ditambahkan kata alkohol. Dalam sistem IUPAC, akhiran –ol menunjukkan adanya gugus hidroksil. Contoh-contoh berikut menggambarkan contoh-contoh penggunaan kaidah IUPAC dan nama umum dinyatakan dalam tanda kurung.
CH3─OH metanol (metil alkohol)
CH3─CH2─OH etanol (etil alkohol)
CH3─CH2─CH2─OH 1-propanol (propil alkohol)
CH3─CH2─CH2─CH2─OH 1-butanol (butil alkohol)
Tatanama IUPAC untuk alkohol rantai bercabang serupa dengan tatanama alkana, yaitu rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus ─OH, penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi gugus ─OH mendapat nomor terkecil 
  2-propanol (isopropanol ; isopropil alkohol)
 
  2-butanol (sek-butil alkohol)  
  2-metil-1-propanol (isobutil alkohol) 

  2-metil-2-propanol (tert-butil alkohol)

  4-etil-5,5-dimetil-2-heptanol


Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus ─OH. Jika terdapat dua atau lebih rantai terpanjang, dipilih yang mempunyai cabang terbanyak.
  3-etil-2,4-dimetil-2-pentanol 






  Jenis-jenis Alkohol

 Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. 
a. Alkohol primer (1o) bila gugus OH terikat pada atom karbon primer (atom karbon yang mengikat gugus OH mengikat satu atom karbon lain).
Contoh :  
  CH3
  
  CH3─CH─CH2─OH

b. Alkohol sekunder (2o) bila gugus OH terikat pada atom karbon sekunder.
Contoh : CH3
  
  CH3─CH─CH─CH3
    
  OH
c. Alkohol tersier (3o) bila gugus OH terikat pada atom karbon tersier.
Contoh : CH3
  
CH3─C─CH3
  
  OH
   
   
Sifat Fisik Alkohol
Alkohol mempunyai titik cair dan titik didih yang relatif tinggi akibat adanya ikatan hidrogen antara molekul-molekul alkohol. Pada suhu kamar, alkohol suku rendah berbentuk cairan yang bersifat mobil yaitu bercampur baik dengan air dan jika dilarutkan dalam air gugus OH tidak terionisasi. Suku sedang berupa cairan kental, sedangkan suku tinggi berbentuk padatan.
Kelarutan alkohol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Metanol dan etanol larut sempurna dalam air, tetapi pentanol sudah sukar larut dalam air. Kelarutan alkohol berkaitan dengan gugus OH yang bersifat polar sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehinnga kelarutan dalam pelarut yang bersifat polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah. Pentanol lebih mudah larut dalam CCl4 (suatu pelarut nonpolar) daripada dalam air.
Alkohol merupakan khamar, yaitu zat-zat yang dapat memabukkan jika diminum. Bahkan ada alkohol yang bersifat racun, misalnya metanol.

  Sifat Kimia Alkohol
Gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
1. Reaksi dengan logam natrium (Na) menghasilkan natrium alkoholat dan gas hidrogen.
 
2. Reaksi dengan asam sulfat (H2SO4).
- Pada suhu biasa membentuk RHSO4 dan air
 
- Pada suhu 1350C akan terbentuk dialkil eter
 
- Pada suhu 1800C akan terbentuk alkena
 
3. Reaksi dengan fosfortrihalida (PX3) akan menghasilkan alkilhalida (RX). Pada reaksi ini gugus OH diganti oleh atom halogen.
 
4. Oksidasi alkohol
Oksidator yang digunakan adalah kalium bikromat (K2Cr2O7) dan asam sulfat pekat. Pada oksidasi alkohol primer akan dihasilkan suatu aldehid dan bila dilanjutkan akan terbentuk asam karboksilat. Oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan alkanon, sedangkan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi sebab atom C gugus fungsionalnya tidak mengikat atom H.
 
etanol etanal
(alkohol primer) (suatu aldehid)
 
  asam etanoat
  (suatu asam karboksilat)
  
 2-propanol propanon
 (alkohol sekunder) (suatu alkanon/keton)
  Tersier dioksidasi x
Penggunaan Alkohol
 Alkohol dipakai secara luas dalam industri dan umumnya terdapat di alam. Etanol dipakai sebagai pelarut dan dalam minuman. Isopropilalkohol dipakai sebagai desinfektan dan untuk mendinginkan kulit. Mentol, yang dipakai dalam rokok dan tablet hisap, adalah alkohol yang terdapat di tanaman mint.


2.2 ETER

 Eter yaitu senyawa yang mempunyai dua gugus organik yang melekat pada atom oksigen dengan struktur R─O─R. Rumus umum eter adalah CnH2n+2O.

  Tatanama Eter
 Nama trivial eter adalah alkil alkil eter, yaitu nama kedua gugus alkil diikuti kata eter (dalam tiga kata yang terpisah). Jika kedua gugus alkil sama maka dinamakan dialkil eter atau cukup dengan alkil eter saja. Urutan penulisan gugus alkil tidak harus menurut urutan abjad.
Nama IUPAC atau nama sistematis eter adalah alkoksialkana. Dalam hal ini eter dianggap sebagai turunan alkana yang satu atom H alkana itu diganti oleh gugus alkoksi (─OR).
   
 alkana eter

Jika gugus alkilnya berbeda, maka alkil yang terkecil dianggap sebagai gugus alkoksi sedangkan gugus alkil lainnya sebagai alkana (sebagai induk). Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sedemikian sehingga letak gugus alkoksi mendapat nomor terkecil.
Contoh (nama trivial ditulis dalam tanda kurung) :
  metoksimetana (dimetil eter)
  metoksietana (etil metil eter)
  2-etoksibutana (etil sekunderbutil eter)
  2-metoksipropana (metil isopropil eter)


  Sifat Fisik Eter
 Titik cair dan titik didih eter jauh lebih rendah daripada alkohol yang sesuai. Demikian juga dalam hal kelarutan, eter lebih sukar larut dalam air daripada alkohol. Pada umumnya eter tidak bercampur dengan air. Eter merupakan cairan yang mudah menguap. Pada suhu kamar, kelarutan eter dalam air hanya 1,5 %. Hal itu terjadi karena molekul eter kurang polar.
Tabel 2.2 Perbandingan sifat fisik beberapa eter dan alkohol

Eter Titik cair Titik leleh Alkohol Titik cair Titik didih
Metil eter -140 -24 Etanol -115 78,3
Etil eter -166 34,6 1-butanol -90 117,7
Propil eter -122 91 1-heksanol -52 155,8

  Sifat Kimia Eter
 Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran
1. Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
2. Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
  
3. Eter bereaksi dengan PCl5 tetapi tidak membebaskan HCl.
 R─O─R’ + PCl5 R─Cl + R’─Cl + POCl3  
Sifat ini juga dapat digunakan untuk membedakan dengan alkohol
4. Eter bereaksi dengan asam halida (HX), terutama oleh HI
R─O─R’ + HI R─OH + R’─I
 
Jika asam halida berlebih, maka terbentuk 2 molekul alkilhalida.
R─O─R’ + 2HI RI + R’I + H2O
 
Penggunaan Eter
Eter yang terpenting adalah etil eter yang dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perdagangan disebut eter berguna sebagai pelarut zat-zat organik dan sebagai obat bius (anastesi) pada operasi di rumah-rumah sakit. Etil eter adalah obat bius yang diberikan melalui pernapasan, seperti halnya kloroform atau siklopropana.

2.3 ALDEHID

Aldehid adalah senyawa yang mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang melekat pada gugus karbonil, gugus lainnya dapat berupa hidrogen alkil, atau aril.
Struktur umum aldehid : atau R─CHO. Aldehid dapat dianggap sebagai turunan alkana dan disebut alkanal.

Tabel 2.3 Rumus umum beberapa aldehid
Nama Rumus struktur Rumus molekul
Metanal  
CH2O
Etanal  
C2H4O
Propanal  
C3H6O
Butanal  
C4H8O

Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa rumus umum aldehid adalah CnH2nO.
  Tatanama Aldehid
Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi akhiran –al (berasal dari suku pertama aldehida). Karena aldehida telah lama dikenal, nama-nama umum (trivial) masih sering digunakan. Nama-nama tersebut dicantumkan di bawah nama IUPAC-nya. Karena nama umum ini sering digunakan, maka perlu dipelajari juga.
Contoh :
   
metanal etanal propanal butanal
(formaldehida) (asetaldehida) (propionaldehida) (n-butiraldehida)

Untuk aldehida yang mempunyai subtituen, penomoran rantai dimulai dari atom C karbonil. Penulisan cabang-cabang atau gugus pengganti lain sama seperti penulisan nama alkanal. 
Contoh :
   
3-metilbutanal 3-klorobutanal 2,3-dihidroksipropanal
Untuk aldehida siklik, digunakan awalan karbaldehida. Aldehid aromatik sering mempunyai nama umum
Contoh :
   
siklopentanakarbaldehida benzenakarbaldehida 2-hidroksibenzenakarbaldehida

  Sifat Fisik Aldehida
Senyawa-senyawa aldehid dapat larut dalam air, formaldehid adalah aldehid paling sederhana berbentuk gas (t.d = 210C). Formaldhida tidak dapat disimpan dalam bentuk bebasnya, karena dapat melakukan reaksi polimerisasi. Asetaldehida mendidih mendekati 200C. Titik didih akan naik secara signifikan dengan semakin panjangnya rantai karbon.
  Sifat Kimia Aldehida
Aldehid adalah reduktor kuat, berbagai oksidator lemah seperti pereaksi Tollens, pereaksi Fehling, dan Benedict dapat mengoksidasi aldehida menjadi asam karboksilat.
 
Pereaksi Tollens adalah suatu larutan basa dari kompleks perak-amoniak, dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dengan larutan amoniak, sedikit demi sedikit hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi tollens dapat dianggap sebagai larutan perak oksida. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
 
aldehid Tollens asam karboksilat cermin perak

Jika tabung gelas yang digunakan untuk melakukan uji tersebut benar-benar bersih, maka endapan perak yang terbentuk akan melapisi tabung gelas sebagai cermin, oleh karena itu reaksi ini disebut juga sebagai reaksi cermin perak.
 Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A berupa larutan CuSO4 dan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium-natrium tartrat (garam Rochelle). Pereaksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, dicampurkan dengan larutan NaOH, membentuk suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Jika pereaksi ini bereaksi dengan aldehida, maka akan terbentuk endapan Cu2O berwarna merah bata.
Reaksi :
 
aldehid Fehling asam karboksilat endapan merah bata

Senyawa-senyawa aldehid mudah direduksi menjadi senyawa jenis alkohol primer.

  Penggunaan Aldehida
Formaldehid merupakan aldehid yang paling banyak diproduksi dan mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai berikut :
1. Untuk membuat formalin, yaitu larutan 40% formaldehid dalam air. Formalin digunakan untuk mengawetkan contoh biologi dan juga mengawetkan mayat sebab mempunyai daya bakterisida (pemusnah bakteri), tetapi tidak boleh digunakan untuk mengawetkan makanan.
2. Untuk berbagai jenis plastik termoset (plastik yang tidak meleleh pada pemanasan), seperti bakelite.

2.4 KETON
 
Keton merupakan turunan dari alkana, disebut alkanon. Struktur umum RCOR’.atau 
Rumus umum keton adalah CnH2nO, sama dengan rumus umum aldehid, keduanya merupakan isomer gugus fungsi.
  Tatanama Keton
Dalam sistem IUPAC nama keton adalah alkanon, diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi on. Menurut sistem ini, rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus karbonil. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai induk sehingga posisi atom C karbonil mendapat nomor terkecil. Penulisan cabang-cabang sama seperti alkana.
Contoh :
 
Nama trivial keton adalah alkil alkil keton. Kedua gugus alkil disebut/ditulis secara terpisah kemudian diakhiri dengan kata keton. Penulisan gugus alkil tidak mengikuti urutan abjad.
Contoh di bawah ini meliputi tatanama sistematis dan nama trivial ditulis dalam kurung.
  propanon (dimetil keton atau aseton)
  2-butanon (metil etil keton)
  3-pentanon (dietil keton)
  benzofenon (difenil keton)



  Sifat Fisik Keton
Keton (seperti layaknya aldehid) adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, karena itu keton mempunyai titik didih intermediate antara senyawa ikatan hidrogen dan senyawa non polar. Walaupun keton dan aldehid murni tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, namun senyawa-senyawa ini dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom hidrogen dari air atau alkohol.

  Sifat Kimia Keton
 Keton adalah reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton (karena keton tidak lagi mengikat atom H pada gugus karbonilnya), oleh karena itu, aldehid dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut.
Aldehid + pereaksi Tollens  endapan cermin perak
Keton + pereaksi Tollens  tidak ada reaksi
Aldehid + pereaksi Fehling  endapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling  tidak ada reaksi
 Reduksi keton akan menghasilkan alkohol sekunder menghasilkan alkohol sekunder.
Penggunaan Keton
 Keton yang paling banyak penggunaannya adalah propanon, yang dalam dunia perdagangan dan kehidupan sehari-hari disebut aseton. Kegunaan utama aseton adalah sebagai pelarut untuk lilin, plastik, dan sirlak. Juga sebagai pelarut untuk selulosa asetat dalam memproduksi rayon. Dalam kehidupan sehari-hari, kaum wanita menggunakan aseton untuk membersihkan cat kuku (kuteks). Beberapa keton siklik merupakan bahan untuk membuat parfum karena berbau harum.


2.5 ASAM KARBOKSILAT

Asam organik yang paling penting adalah asam-asam karboksilat. Gugus fungsinya adalah gugus karboksil yang merupakan gabungan gugus karbonil dan hidroksil.
 
 atau RCOOH atau RCO2H
gugus fungsi karboksil penulisan rumus struktur

Rumus umum asam karboksilat adalah CnH2nO2.

  Tatanama Asam Karboksilat
 Nama IUPAC asam karboksilat adalah asam alkanoat. Nama asam alkanoat diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat dan menambahkan awalan asam di depan namanya. Dengan demikian metana pada alkana akan berubah menjadi asam metanoat pada asam karboksilat, demikian seterusnya.
 Rantai induk ialah rantai terpanjang yang mengandung gugus karboksil. Atom karbon nomor 1 pada rantai terpanjang tersebut diberikan pada atom karboksil. Penulisan cabang-cabang atau gugus pengganti lain, sama seperti nama alkana.
 
Karena banyak terdapat di alam, asam-asam karboksilat adalah golongan senyawa yang paling dulu dipelajari oleh kimiawan organik. Karenanya tidak mengherankan jika banyak senyawa-senyawa karboksilat mempunyai nama-nama biasa (trivial). Nama-nama ini biasanya diturunkan dari bahasa Latin yang menunjukkan asalnya.
Tabel 2.4 Penamaan beberapa asam karboksilat

Atom C Rumus struktur Sumber Nama biasa Nama IUPAC
1 HCOOH Semut (Latin, formica) asam formiat asam metanoat
2 CH3COOH Cuka (Latin, acetum) asam asetat asam etanoat
3 CH3CH2COOH Susu (Yunani, protos pion = lemak pertama) asam propionat asam propanoat
4 CH3(CH2)2COOH Mentega (Latin, butyrum) asam butirat asam butanoat
5 CH3(CH2)3COOH Akar valerian (Latin, valere = kuat) asam valerat asam pentanoat
6 CH3(CH2)4COOH Domba (Latin, caper) asam kaproat asam heksanoat
7 CH3(CH2)5COOH Bunga anggur (Yunani, oenanthe asam enantat asam heptanoat
8 CH3(CH2)6COOH Domba (Latin, caper) asam kaprilat asam oktanoat
9 CH3(CH2)7COOH Pelargonium (Yunani, pelargos) asam pelargonat asam nonanoat
10 CH3(CH2)8COOH Domba (Latin, caper) asam kaprat asam dekanoat

Tabel 2.4 memuat nama-nama asam berantai lurus beserta nama IUPAC-nya. Banyak dari asam ini mula-mula dipisahkan dari lemak, sehingga sering dinamakan sebagai asam-asam lemak. 

  Sifat Fisik Asam Karboksilat
 Anggota-anggota pertama dari asam karboksilat adalah cairan tak berwarna dengan bau yang menyengat. Asam formiat adalah cairan tak berwarna, berbau tajam, mudah larut dalam air, alkohol, dan eter. Asam butirat berbau tengik karena berasal dari mentega tengik, asam-asam karoat, kaprilat, dan kaprat berbau domba.
 Titik didih asam karboksilat lebih tinggi dibandingkan dengan alkohol dengan bobot molekul yang hampir sama, hal ini disebabkan karena asam karboksilat dapat membentuk ikatan hidrogen dengan sesamanya atau dengan molekul lain Misalnya, asam asetat dan n-propil alkohol mempunyai berat molekul sama (60) tetapi titik didihnya berturut-turut 118 oC dan 97 oC. Ikatan hidrogen juga menjelaskan sifat-sifat kelarutan air pada asam-asam karboksilat berbobot molekul rendah. Asam asetat merupakan cairan bening tak berwarna, berbau sangat tajam, membeku pada 16,6 oC, membentuk kristal yang menyerupai es atau gelas

  Sifat Kimia Asam Karboksilat
1. Semua asam karboksilat tergolong asam lemah, harga tetapan kesetimbangan asamnya (Ka) sekitar 1 x 105. Makin bertambah atom karbon, makin lemah sifat asamnya.

2. Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentuk garam.
 


3. Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol, membentuk ester (Reaksi Esterifikasi)
 
4. Hanya asam formiat yang dapat mengalami reaksi oksidasi sebab gugus karboksilnya terikat pada atom H
 
  Penggunaan Asam Karboksilat
 Asam formiat banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet)
 Asam asetat adalah asam yang terdapat dalam cuka makan. Cuka adalah larutan 4 atau 5 % asam asetat 


2.6 ESTER
 
 Ester merupakan turunan asam karboksilat. Ester terbentuk apabila asam karboksilat direaksikan dengan alkohol. Reaksi ini disebut pengesteran atau esterifikasi.
 
Rumus struktur ester dari reaksi di atas biasa ditulis RCOOR’, dalam hal ini gugus OH dari asam karboksilat digantikan dengan gugus OR’ dari alkohol. Dengan demikian molekul air pada reaksi ini terbentuk dari gugus OH asam (pemutusan OH dari karbonil) dan bukan dari gugus OH alkohol, metode ini dikenal dengan esterifikasi menurut Fischer.
Rumus umum ester sama dengan rumus umum asam karboksilat yaitu CnH2nO2, karena keduanya merupakan isomer gugus fungsi.


  Tatanama Ester
Ester merupakan turunan alkana dan diberi nama alkil alkanoat. Yang disebut alkil pada nama itu adalah gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus R’) sedangkan alkanoat adalah gugus RCOO di mana atom C gugus fungsi masuk ke dalam bagian alkanoat.




   




Sifat Fisik Ester
Walaupun senyawa-senyawa ester berasal dari turunan asam karboksilat namum sifat-sifatnya sangat berbeda . Titik didih ester jauh lebih rendah daripada asam karboksilat yang sesuai.
 
Ester yang memiliki sepuluh atom karbon atau kurang (yaitu ester dari asam karboksilat dan alkohol yang berbobot molekul rendah) pada suhu kamar berupa zat cair yang mudah menguap dan mempunyai aroma yang sedap seperti yang terdapat dalam ester buah-buahan.
Lemak pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan sedangkan minyak dari tumbuh-tumbuhan. Titik cair lemak bergantung pada jenis asam lemak penyusunnya, jenuh atau tidak jenuh. Asam lemak tak jenuh mempunyai titik cair yang lebih rendah dibandingkan terhadap asam lemak jenuh yang sesuai.

  Sifat Kimia Ester
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi hidrolisis merupakan kebalikan dari pengesteran
  
Reaksi ester (khususnya lemak dan minyak) dengan suatu basa kuat seperti NaOH atau KOH membentuk garam karboksilat yang disebut sabun. Reaksi ini dikenal dengan nama saponifikasi (penyabunan). Pada pembuatan sabun juga terbentuk gliserol sebagai hasil sampingan.
 
Ester dapat direduksi dengan litium aluminium hidrida menjadi alkohol.
 

  Penggunaan Ester
Ester-ester umumnya mempunyai bau yang enak, seperti rasa buah dan wangi-wangian sehingga disebut ester buah-buahan. Beberapa diantaranya adalah n-pentil asetat (pisang), oktil asetat (jeruk), etil butirat (nanas) dan sebagainya. Lilin (wax, bukan lilin parafin) adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang. 
Ester-ester yang berbau sedap, baik yang alami maupun yang sintesis digunakan sebagai penyedap atau esens. Etil asetat, digunakan sebagai pelarut, misalnya untuk cat, cat kuku atau perekat, pelarut ini mudah menguap sehingga cat atau perekat cepat mengering. Minyak kelapa, minyak jagung, banyak digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga, dan minyak ikan sebagai vitamin yang kesemuanya merupakan minyak cair.

2.7 AMINA

Amina dapat dianggap sebagai turunan amoniakk, NH3, dengan mengganti satu, dua, atau tiga atom hidrogen dari amoniakk dengan gugus alkil, menghasilkan amina primer, amina sekunder, dan amina tersier.
Hubungan antara amoniak dan amin digambarkan dalam struktur berikut :
   

Rumus umum semua senyawa amina (primer, sekunder, dan tersier) adalah CnH2n+3N.

  Tatanama Amina

 Nama IUPAC dari amina adalah aminoalkana, akan tetapi lebih sering dipakai penamaan biasa (trivial) dengan menyebutkan nama gugus alkilnya dalam satu kata kemudian diakhiri dengan kata amina.
Contoh amina primer :
 aminoetana atau etil amina
Contoh amina sekunder :
 N-metilaminoetana atau metiletil amina

Perhatikan : Pada pemberian nama IUPAC, rantai terpanjang dipilih sebagai rantai induk. Huruf N (pada N-metilaminoetana) untuk menunjukkan bahwa gugus metil terikat pada atom N. Pada pemberian nama trivial atau nama biasa, penulisan gugus-gugus alkil tidak harus menurut abjad.

Contoh amina tersier :
 N-etil-N-metilaminopropana atau metiletilpropil amina

Perhatikan contoh lanjut berikut :
 N-metilaminometana atau dimetil amina

 N,N-dimetilaminometana atau trimetil amina
 aminobenzena atau fenil amina atau anilin



  Isomeri
 Amina mempunyai lebih banyak isomer dibandingkan golongan senyawa lain yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini karena adanya kemungkinan sebagai amina primer, sekunder, atau tersier.

Contoh :
C2H7N mempunyai 2 isomer, 1 amina primer dan 1 amina sekunder
 

C3H9N mempunyai 4 isomer ; 2 amina primer, 1 amina sekunder, dan 1 amina tersier.
 
   
Sifat Fisik Amina
Metilamin dan etil amin berbentuk gas, dengan titik didih yang lebih rendah dari suhu kamar. Walaupun titik didih ini sedikit di atas alkana dengan bobot molekul yang sebanding, namun masih di bawah titik didih alkohol dalam hal ini metanol dan etanol, hal ini disebabkan karena ikatan hidrogen intermolekul (O-H....O) pada alkohol lebih kuat daripada ikatan hidrogen intermolekul pada amina (N-H....N), dalam hal ini nitrogen kurang elektronegatif dibanding oksigen.


Tabel 2.5 Sifat fisik beberapa amina

Nama Rumus struktur td, 0C Tetapan disosiasi, Kb pKb
amoniak NH4 -33,4 2,0 x 10 - 5 -4,7
metilamin CH3NH2 -6,3 44 x 10 - 5 -3,36
dimetilamin (CH3)2NH 7,4 51 x 10 - 5 -3,29
trimetilamin (CH3)3N 2,9 5,9 x 10 - 5 -4,23
etilamin CH3CH2NH2 16,6 47 x 10 - 5 -3,33
n-propilamin CH3CH2CH2NH2 48,7 38 x 10 - 5 -3,42
n-butilamin CH3CH2CH2CH2NH2 77,8 40 x 10 - 5 -3,40


Tabel 2.6 Perbedaan titik didih alkana, amina, dan alkohol

alkana CH3CH3 (30) CH3CH2CH3 (44)
 td - 88,6 oC td -42,1 oC
amina CH3NH2 (31) CH3CH2NH2 (45)
 td -6,3 oC td +16,6 oC
alkohol CH3OH (32) CH3CH2OH (46)
 td +65 oC td +78,5oC

Ketiga golongan amina dapat membentuk ikatan hidrogen dengan gugus –OH dari air (yaitu O-H....N). Jadi, kebanyakan amina sederhana yang mengandung lima sampai enam atom karbon larut sempurna atau mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air.

  Sifat Kimia Amina
Senyawa-senyawa amina bersifat basa karena mempunyai pasangan elektron bebas pada atom N. Sifat basa amina lebih kuat daripada amoniak. Oleh karena amina bersifat basa, maka amina dapat bereaksi dengan dengan asam kuat membentuk garam alkilamonium. Contohnya adalah reaksi amin primer dengan HCl.
 
 
 Reaksi amina yang penting untuk dicatat adalah reaksi dengan asam nitrit membentuk alkohol.
 

  Penggunaan Amina
Amina alam yang mempunyai aktifitas biologi adalah kinin, striknin dan morfin, ketiganya merupakan golongan senyawa alkaloid yang bersumber dari tanaman. Asetanilida adalah suatu antipiretik atau zat penurun panas. Senyawa-senyawa amonium kuarterner penting dalam beberapa proses biologi, yaitu kolin yang terlibat dalam proses metabolisme.
Nitrosamin adalah amina sekunder bersifat karsinogen jika dihirup atau dicerna oleh tikus, dimetilnitrosamin menyebabkan kanker hati oleh karena itu senyawa ini sangat berguna dalam memberantas tikus. Senyawa nitrosamin juga digunakan sebagai bahan pengawet.
Heksametilendiamin adalah diamina komersial yang penting untuk pembuatan nylon.




2.8 AMIDA

Amida adalah turunan asam karboksilat yang sangat tidak reaktif. Karena itu golongan senyawa ini banyak terdapat di alam. Amida yang terpenting adalah protein. Gugus amida diperoleh dari penggabungan gugus amina dengan gugus karbonil, yaitu :
 
Senyawa-senyawa amida terbentuk dari reaksi asam karboksilat dengan amoniak :
 
 asam karboksilat amida

  Tatanama Amida
Tatanama amida sesuai dengan nama asam asalnya. Amida diberi nama dengan mengganti akhiran at atau oat dengan akhiran amida. Pada contoh-contoh dibawah ini nama-nama IUPAC diberikan dalam tanda kurung.
 
 
  Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen juga menurun.
 

  Sifat Kimia Amida
Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan air.
 
Amida dapat direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina.
 
  Kegunaan Amida
Amida yang sangat terkenal adalah ureum (urea), yaitu suatu diamida dari suatu asam karbonat.
 
Urea merupakan padatan kristal tak berwarna, dan merupakan hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea dihasilkan besar-besaran untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan perkebunan. Urea juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat dan plastik.

2.9 ALKILHALIDA

Alkilhalida atau halo alkana adalah senyawa-senyawa yang dapat dianggap berasal dari alkana, dimana satu atom H diganti oleh atom halogen.

  Tatanama Haloalkana
Nama haloalkana diawali dengan awalan fluro, kloro, bromo atau iodo yang diikuti dengan nama alkana. Penomoran pada atom-atom karbon mengikuti tata cara alkana.
 

 


   

Sifat Fisik Alkilhalida
Kloroform adalah suatu zat cair mudah menguap, mudah terbakar, dan tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol atau eter, bersifat toksik karena dapat merusak hati.
Iodoform, suatu zat padat berwarna kuning dan mempunyai bau yang khas (bau saffroan).
Karbon tetra klorida (CCl4), zat cair yang tidak berwarna dengan massa jenis yang lebih besar dari air. Uap CCl4 tidak dapat terbakar.

  Sifat Kimia Alkilhalida
 Senyawa halogen sangat penting karena berbagai sebab, alkil dan aril halida sederhana, terutama klorida dan bromida adalah cikal bakal sintesis kimia organik. Melalui reaksi subtitusi halogen dapat digantikan oleh gugus fungsi lain.
Etil bromida bereaksi dengan ion hidroksida menghasilkan etil alkohol dan ion bromida. Br2
 


  Penggunaan Alkilhalida
Kloroform digunakan sebagai zat pelarut untuk lemak, damar, lilin, dan minyak. Iodoform banyak digunakan sebagai antiseptikum. Uap CCl4 tidak dapat terbakar, sehingga dapat digunakan untuk pemadam kebakaran, untuk keperluan rumah tangga dipakai guna menghilangkan noda-noda lemak pada pakaian (zat pemutih).

Rabu, 16 Juni 2010

The Willingness To Change


When I Was young and free, And my imagination has no limits, I dreamed of changing the worlds. As I grew older adn wiser, I discovered the world would not change, So I shortened my sights somewhat And decided to change only my country. But it too seemed immovable. As I grew into my twilight years, In one last desperate attempt, I settled for changing only my family, Thoses closest to me, but alas, They would have none of it. And now as I lay on my deathbed, I suddenly realized: If I had only changed my self first, Then by example I might have my changed my family, From their inspiration and encouragement, I would then have been able to better my country, And who knows, I may have even change the world

Jumat, 11 Juni 2010

Hidup di dunia ini penuh rintangan..namun,jika kita menjalani semuanya dengan keikhlasan dan kesabaran maka semuanya akan lebih mudah di jalani.. Akan tetapi, semuanya itu takkan sempurna jika tidak disertai dengan doa...

memang segalanya terlihat gampang,namun tidak seperti kita bayangkan betapa susahnya menjalani hidup ini...ini terbukti disaat kita di lahirkan,saat kita menghirup udara udara dunia maka tangisanlah yang mengawali betapa beratnya hidup ini....

saat kita mulai meranjak dewasa, semua yang kita jalani begitu mudah..bahkan banyak orang yang hidup hanya mementingkan kenikmatan dunia tanpa memerhatikan bekal apa yang akan di bawanya di akhirat nanti....jadi, yang harus kita sadari adalah nikmati lah dunia ini namun janganah lupa kepada Tuhan pencipta Alam Semesta......Syukur dan teruslah bersyukur lewat beribadah....